Tuesday, September 17, 2013


Malam tahun baru adalah malam pergantian/transisi dari suatu tahun ketahun berikutnya. Sebenarnya, banyak sekali tahun baru yang ada di dunia ini. Seperti, Tahun baru Rosh hasanah (tahun baru bagi umat Yahudi), tahun baru Hijriyah (tahun baru islam), tahun baru imlek (tahun baru bagi orang tiongkok), taun baru Thailand, taun baru Vietnam, dll.

Malam pergantian tahun tersebut biasanya dirayakan oleh orang-orang yang menganut budaya atau ajaran-ajaran tertentu dengan caranya masing-masing. Namun yang paling heboh adalah malam pergantian tahun baru Masehi. Karena seluruh Negara didunia mengakui dan menggunakan konvensi ini. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah komunikasi.

Baru saja kita memasuki tahun yang baru Masehi, yaitu tahun 2013. Diawal tahun, tentunya kita mengharapkan banyak perubahan kearah yang lebih baik. Dari pemerintahan, dari perekonomian bangsa, dan tentu dari diri kita sendiri.

Biasanya masyarakat merayakan malam tahun baru tersebut dengan pesta-pesta dan acara berkumpul bersama kerabat, teman, atau keluarga. Penjual terompet dan petasan pun semakin mudah ditemui karena tingginya permintaan.

Karena tingginya antusias masyarakat untuk menyambut malam tahun baru, banyak stasiun televisi, tempat-tempat hiburan dan pemerintah daerah mengadakan acara untuk menyambut tahun baru tersebut. Masyarakat pun menyambutnya dengan suka cita dan bergembira.

Namun tak jarang, perayaan tersebut juga memberikan dampak negatif. Seperti sampah-sampah yang berserakan setelah acara selesai. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan.  Masalah tersebut juga diperkuat oleh minimnya fasilitas tempat sampah yang harusnya disediakan saat perayaan tahun baru.  

Tahun baru kemarin, saya menghabiskan waktu di alun-alun untuk melihat pesta kembang api. Banyak pedagang-pedagang yang memanfaatkan momen untuk meraup rejeki disana. Saya pun tergoda untuk membeli berbagai jenis jajanan-jajanan kecil. Namun ketika hendak membuang sampah, susah sekali menemukan tempat sampah disana. Saya berjalan kaki menyusuri alun-alun untuk mencari tempat sampah. Setelah jauh sekali berjalan membawa sampah kesana-kemari, saya tetap tidak menemukan tempat sampah. Akhirnya saya menaruh sampah tersebut dibawah pohon. Kalau sudah begitu siapa yang harus disalahkan?

Dalam masalah ini, tidaklah tepat kalau kita saling melempar tanggung jawab. Masalah ini merupakan tanggung jawab kita semua. Pihak penyelenggara hiburan yang memfasilitasi perayaan tahun baru tersebut seharusnya memperbanyak tempat sampah dan meletakkannya ditempat-tempat strategis sehingga masyarakat tidak kesulitan membuang sampah. Atau jika penyelenggaranya adalah pemerintah, pemerintah bekerja sama dengan dinas kebersihan untuk memperbanyak tempat sampah. Namun, hal tersebut akan percuma jika kita sebagai masyarakat masih tetap membuang sampah sembarangan.

Jadi, diperlukan kesadaran yang tinggi akan tanggung jawab untuk menjaga kebersihan saat perayaan malam tahun baru. Fasilitas tempat sampah yang disediakan akan percuma jika kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dimalam tahun baru masih rendah. Kesadaran masyarakat yang tinggi juga akan percuma jika pihak penyedia acara kurang memfasilitasi tempat sampah.

Memang setelah acara selesai ada petugas kebersihan yang ditugaskan untuk membersihkan sampah-sampah tersebut. Tetapi, alangkah lebih baiknya jika kita semua membantu meringankan tugas mereka dengan kesadaran kita untuk tidak membuang sampah sembarangan.